Wednesday, May 31, 2023
Cegah Stunting ITU Penting -BKKBN Sampang -Madura.live
HomeSehatanStudi mengungkapkan gejala COVID panjang yang paling umum

Studi mengungkapkan gejala COVID panjang yang paling umum


Kabut otak, sesak napas, kehilangan indra perasa dan penciuman adalah gejala COVID jangka panjang yang terkenal. AFP/File
Kabut otak, sesak napas, kehilangan indra perasa dan penciuman adalah gejala COVID jangka panjang yang terkenal. AFP/File

Sebuah studi terobosan yang didanai oleh National Institutes of Health (NIH) telah menjelaskan gejala long Covid, suatu kondisi yang terus memengaruhi jutaan orang Amerika. Namun, penelitian tersebut belum memberikan definisi standar dari kondisi tersebut, menekankan bahwa ini adalah langkah awal yang penting untuk membangun bahasa yang sama bagi para ilmuwan untuk mengembangkan pengobatan yang efektif.

Dr Leora Horwitz, penulis studi, menyatakan optimisme tentang masa depan penelitian di bidang ini. Studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, menganalisis data dari hampir 10.000 orang dewasa yang berpartisipasi dalam uji coba RECOVER NIH. Ini berfokus pada 12 gejala yang paling sering dilaporkan terkait dengan Covid lama, termasuk kelelahan, kabut otak, pusing, batuk, dan nyeri dada.

Tujuan dari penelitian ini bukan untuk membatasi definisi long Covid pada gejala spesifik ini, tetapi untuk memandu penelitian di masa depan dengan memeriksa dampaknya terhadap tubuh. Para peneliti juga memperkenalkan sistem penilaian untuk menilai tingkat keparahan gejala pada masing-masing pasien, memfasilitasi penyelidikan lebih lanjut. Namun, penelitian ini menghadapi kritik karena tidak segera memberikan solusi atau pengobatan.

Kritikus berpendapat bahwa itu tidak memenuhi harapan individu yang masih berjuang dengan gejala Covid yang lama dan para dokter yang merawat mereka. Ketidakjelasan istilah-istilah tertentu, seperti “kabut otak” dan “gerakan abnormal”, juga dipertanyakan.

Studi mengungkapkan bahwa pasien Covid lama yang tidak divaksinasi dan mereka yang terinfeksi sebelum munculnya varian Omicron cenderung mengalami gejala yang lebih parah. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi kelompok gejala, seperti rasa tidak enak badan dan kelelahan pasca-aktivitas.

Temuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi uji klinis pengobatan long Covid akhir tahun ini, memenuhi kebutuhan lebih dari 100 juta orang Amerika yang terkena long Covid. Dr Tanayott Thaweethai, salah satu penulis studi, menekankan pentingnya penelitian yang komprehensif dan menyeluruh untuk memahami kompleksitas penyakit kronis ini.

Publikasi studi tersebut menandai langkah maju yang signifikan dalam mendefinisikan long Covid dan membangun landasan untuk penemuan ilmiah dan pengembangan pengobatan. Dr Rachel L. Levine, asisten sekretaris kesehatan, mengakui keinginan pasien Covid yang sudah lama untuk memahami kondisi mereka dengan lebih baik. Sementara penelitian ini merupakan tonggak penting, para peneliti melihatnya hanya sebagai awal, menyerukan penelitian lebih lanjut di lapangan.

Dengan jutaan orang yang mencari harapan dalam bentuk perawatan yang efektif, penelitian ini berfungsi sebagai titik awal untuk penyelidikan masa depan terhadap Covid yang panjang dan dampaknya yang luas.



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments