Friday, September 20, 2024
HomeSains dan LingkunganSuhu Laut yang Panas Dapat Mendorong Badai Idalia

Suhu Laut yang Panas Dapat Mendorong Badai Idalia


Saat Badai Idalia melanda Florida, salah satu faktor yang dapat memperbesar dampaknya terhadap masyarakat pesisir adalah suhu air yang luar biasa hangat di Teluk Meksiko, yang sebagian disebabkan oleh cuaca panas yang menyelimuti wilayah Selatan sepanjang musim panas.

“Astaga, panas sekali di sini,” kata Brian Dzwonkowski, ilmuwan kelautan di Universitas South Alabama dan Dauphin Island Sea Lab. “Apa maksudnya? Airnya benar-benar panas. Dan itu bukan kombinasi yang baik untuk musim badai.”

lautan bumi Suhunya lebih panas dalam beberapa bulan terakhir, dengan selisih yang cukup besar, dibandingkan waktu-waktu lain dalam sejarah modern. Pada bulan Juli, pelampung di lepas pantai Florida melaporkan pembacaan seperti bak mandi air panas 101,1 derajat Fahrenheitatau lebih dari 38 Celcius, yang mungkin merupakan rekor dunia untuk suhu permukaan laut.

Selain mengancam karang Dan kehidupan laut lainnya, suhu laut yang tinggi dapat memicu badai tropis dan angin topan. Air menghangatkan udara di atas permukaan laut, yang memberikan lebih banyak energi pada badai yang lewat dan memungkinkan badai tersebut menghasilkan angin yang lebih kencang. Dalam pembaruan pukul 4 pagi pada hari Selasa, Pusat Badai Nasional mengatakan Badai Idalia diperkirakan akan meningkat dengan cepat menjadi “badai besar yang sangat berbahaya” sebelum menghantam Florida pada hari Rabu.

“Suhu hangat tersebut tidak menyebabkan terbentuknya badai,” kata Allison A. Wing, seorang profesor ilmu bumi, lautan dan atmosfer di Florida State University. “Lebih dari itu, jika badai dapat terbentuk, ia dapat memanfaatkan suhu yang sangat hangat tersebut dan menjadi badai yang kuat.”

Suhu laut yang terik membuat sulit bagi para peramal cuaca untuk memprediksi musim badai Atlantik tahun ini. Jika tidak, air hangat rata-rata akan menandakan badai yang lebih kuat. Namun musim ini juga terjadi selama pola iklim El Niño di Pasifik, yang biasanya dikaitkan dengan berkurangnya aktivitas badai di Samudera Atlantik.

“Elemen adanya air yang sangat hangat di Atlantik selama pola iklim El Niño, kita belum pernah melihatnya sebelumnya, tidak sampai ekstrem ini,” kata Kim Wood, seorang profesor ilmu hidrologi dan atmosfer di Universitas Arizona . “Jadi hal-hal tidak berjalan seperti yang mungkin terjadi pada tahun El Niño yang lebih rata-rata.”



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments