TEMPO.COBahasa Indonesia: Jakarta – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIPtertarik mempertimbangkan pelbagai hasil pengawasan terhadap peta pencalonan dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada, khususnya di Jakarta.
Juru bicara PDIP, Chico Hakim, mengatakan menghormati hasil sigi elektabilitas alias Basuki Tjahaja Purnama Ahok yang stagnan berada di urutan nomor dua teratas. “Semua masih dinamis. Masih belum final karena baru sebatas pengawasan,” ujarnya kepada TempoJumat, 26 Juli 2024.
Chico yakin apabila elektabilitas Ahok ke depan akan terus meningkat hingga ke urutan Puncak. Sebab, secara definitif PDIP belum menentukan nama calon yang bakal diplot di palagan Jakarta.
“Belum diumumkan saja respon masyarakat sudah cukup baik. Sehingga kami yakin setelah ada pengumuman resmi akan ada peningkatan,” kata Chico.
Ahok memang menjadi salah satu nama calon potensial yang saat ini dimiliki PDIP. Selain Ahok, partai banteng juga memiliki nama lain, seperti Menteri Sosial Tri Rismaharini serta mantan Panglima TNI Andika Perkasa.
“Ada nama Djarot Saiful Hidayat, Prasetyo Edi Marsudi, Charles Honoris dan lainnya,” kata Chico.
Kendati begitu, PDIP belum akan menentukan siapa yang bakal diplot untuk maju di pilkada Jakarta. Dikatakannya, DPP masih mengerucutkan nama-nama tersebut.
“Jika dikatakan berpeluang, ya Ahok berpeluang.Tetapi, semua nama yang sedang dikerukutkan juga memiliki peluang,” kata Chico.
Chico mengatakan akan segera mengumumkan sikap dan calon untuk maju di pilkada Jakarta pada menjelang masa-masa dibukanya pendaftaran calon. “Toh, kubu sebelah juga belum solid, belum ada calonnya. Jadi kita mengayun dulu,” ujarnya.
Iklan
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, merilis sigi ihwal elektabilitas bakal calon pilkada Jakarta. Pada sigi tersebut, terdapat tiga nama teratas, mulai dari Anies Baswedan di urutan pertama; Ahok di urutan kedua; dan bekas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di urutan ketiga.
Peneliti utama Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan pada hasil simulasi survei yang dilakukan secara spontan alias Top of Mind, nama Anies tetap bertengger di posisi puncak dengan raihan skor 39,7 persen. Disusul Ahok di tempat kedua dengan raihan 23,8 persen.
“Sementara Ridwan Kamil di tempat ketiga dengan 13,1 persen,” ujar Burhan dalam telekonferensi, Kamis, 25 Juli 2024.
Burhan mengatakan Anies Baswesan cenderung diuntungkan jika harus bersaing dengan dua kandidat lain, seperti Ahok dan Ridwan Kamil, meski keduanya menjadi dua nama pesaing berat bagi mantan Rektor Universitas Paramadina itu. “Alasannya, suara Ahok dan Ridwan Kamil cenderung beririsan,” ujar dia.
Beririsan yang dimaksud Burhan adalah suara Ahok dan Ridwan Kamil cenderung berasal dari dasar konstituen yang serupa. Meski demikian, jumlah besaran basis konstituen keduanya tidak sebesar yang dimiliki Anies di Jakarta.
“Menariknya lagi, ketiga nama tidak memiliki kemampuan untuk mengambil basis pemilih jika ada satu yang harus mengambil,” kata Burhan.
Burhan mengatakan hal tersebut dapat terlihat pada perolehan skor sigi, di mana Anies Baswedan yang masih mendominasi skor, tak mampu mencatatkan skor di atas 50 persen atau lebih. “Suara (skor) stagnan di angka 42 persen lebih,” kata dia.
Pilihan Editor: PAN Siap Usung Anies di Pilkada Jakarta Asal Calon Wakilnya Zita Anjani
