Pencarian korban hilang dan pemulihan korban meninggal terus dilakukan Nepal pada hari Selasa, setelah bencana dahsyat itu banjir Dan tanah longsor yang merenggut lebih dari 200 nyawa selama akhir pekan.
Jumlah korban tewas meningkat menjadi 224 orang, dengan 158 orang terluka dan 24 lainnya masih belum ditemukan. upaya penyelamatan terus berlanjut, menurut Eak Narayan Aryal, sekretaris utama pemerintah. Aryal juga mengatakan bahwa banjir telah merusak 16 pembangkit listrik tenaga air, mengakibatkan penurunan produksi listrik di Nepal, sementara 18 proyek tambahan yang sedang dibangun juga terkena dampaknya.
Bencana tersebut baru saja menimpa negara Himalaya Dasainfestival paling penting di negara ini, yang dimulai pada hari Kamis.
Perdana Menteri Khadga Prasad OliPemerintahan dikritik keras karena lambannya respons terhadap krisis ini, terutama setelah tanah longsor menghantam beberapa kendaraan yang terdampar selama berjam-jam di jarak 16 kilometer (10 mil) dari ibu kota, Kathmandu, yang mengakibatkan kematian sekitar tiga lusin orang.
Oli mengatakan pemerintah akan terus mencari mereka yang hilang dan membantu ribuan orang yang terkena dampak. “Kami sudah bersiap menghadapi bencana tapi tidak bisa memperkirakan skalanya akan sebesar ini,” katanya.
Ketika cuaca sedikit membaik, para pekerja mulai membersihkan jalan raya yang terhalang tanah longsor. Namun, beberapa ruas jalan raya lain yang berdekatan dengan sungai yang deras tersapu air, dan perbaikannya diperkirakan akan memakan waktu lama dan menantang. Sejauh ini hanya sembilan dari 37 jalan raya yang rusak yang dibuka kembali untuk lalu lintas.
Banjir ini disebabkan oleh hujan lebat yang terjadi pada akhir musim hujan di Nepal, yang biasanya dimulai pada bulan Juni dan berakhir pada pertengahan September.