Friday, October 18, 2024
HomeTop NewsTingkat karbon dioksida di atmosfer planet dapat digunakan untuk mengukur kelayakan huninya...

Tingkat karbon dioksida di atmosfer planet dapat digunakan untuk mengukur kelayakan huninya – Times of India



NEW DELHI: Penelitian baru menunjukkan bahwa jumlah yang lebih rendah karbon dioksida gas di sebuah planet suasana dibandingkan dengan tetangganya bisa mengisyaratkan keberadaan air cair di planet itu. Para peneliti mengatakan bahwa penurunan tingkat karbon dioksida relatif terhadap planet-planet tetangganya menyiratkan kemungkinan penyerapan gas oleh lautan atau isolasi oleh biomassa dalam skala planet.
Meskipun berbagai penelitian telah melakukan upaya untuk mengidentifikasi planet-planet yang terletak di zona layak huni bintang yang diorbitnya, para peneliti mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada cara untuk mengetahui apakah planet tersebut benar-benar memiliki air cair.
Tim peneliti internasional, yang dipimpin oleh Universitas Birmingham, Inggris, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS, mengatakan bahwa mereka telah merancang 'tanda kelayakhunian' baru dan ini adalah “metode praktis untuk mendeteksi kelayakhunian“.
Mereka telah mempublikasikan temuannya di jurnal Nature Astronomy.
Planet-planet yang letaknya tidak terlalu dekat dengan bintangnya sehingga tidak terlalu panas, atau terlalu jauh dari bintangnya sehingga terlalu dingin dianggap berada dalam 'zona layak huni' yang tepat. Oleh karena itu, planet-planet tersebut bisa 'layak huni' dan mampu menampung serta menahan air cair di permukaannya.
Karbon dioksida, atau CO2di atmosfer planet terdapat penyerap kuat di wilayah inframerah spektrum cahaya, sifat yang sama yang saat ini menyebabkan suhu bumi meningkat, jelas peneliti utama Amaury Triaud, Profesor Exoplanetology di Universitas Birmingham.
“Mengukur jumlah karbon dioksida di atmosfer suatu planet cukup mudah. ​​Dengan membandingkan jumlah CO2 di atmosfer planet yang berbeda, kita dapat menggunakan tanda kelayakhunian baru ini untuk mengidentifikasi planet-planet yang memiliki lautan, yang membuatnya lebih mungkin menjadi planet yang memiliki lautan. mampu menunjang kehidupan,” kata Triaud.
Atmosfer bumi juga dulunya sebagian besar terdiri dari CO2, namun kemudian karbon tersebut larut di lautan, membuat planet ini mampu mendukung kehidupan selama sekitar empat miliar tahun terakhir, kata Triaud.
Para peneliti mengatakan bahwa dengan meneliti tingkat CO2 di planet lain dan mengukur kelayakan huninya, dapat mengungkap wawasan tentang titik kritis lingkungan bumi dan tingkat karbon di titik-titik tersebut yang dapat membuat planet kita tidak dapat dihuni.
“Misalnya, Venus dan Bumi terlihat sangat mirip, namun terdapat tingkat karbon yang sangat tinggi di atmosfer Venus. Mungkin ada titik kritis iklim di masa lalu yang menyebabkan Venus tidak dapat dihuni,” kata Triaud.
'Tanda kelayakhunian' yang dirancang oleh tim juga bisa berfungsi sebagai tanda biologis, karena organisme hidup juga menangkap karbon dioksida.
“Salah satu tanda konsumsi karbon oleh biologi adalah emisi oksigen. Oksigen dapat berubah menjadi ozon, dan ternyata ozon memiliki ciri yang dapat dideteksi tepat di samping CO2.
“Jadi, mengamati karbon dioksida dan ozon sekaligus tidak hanya dapat memberi informasi kepada kita tentang kelayakan huni, tetapi juga tentang keberadaan kehidupan di planet tersebut,” jelas Julien de Wit, Asisten Profesor Ilmu Planet di MIT dan salah satu pemimpin studi tersebut.





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments