Hati berlemakSeperti namanya, bukan sekadar penumpukan lemak di hati. Hal ini terkait dengan kondisi obesitas, penyalahgunaan alkohol, atau kondisi metabolisme termasuk diabetes.
Perlemakan hati, jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius. Salah satu kekhawatiran utama adalah steatohepatitis non-alkohol (NASH), di mana hati mengalami peradangan dan kerusakan, yang kemudian berkembang menjadi jaringan parut atau fibrosis. Seiring waktu, hal ini dapat berkembang menjadi sirosis, suatu kondisi parah di mana fungsi hati terganggu karena jaringan parut yang luas.
Perlemakan hati juga meningkatkan risiko kanker hati dan dapat menyebabkan gagal hati, sehingga memerlukan transplantasi dalam kasus yang ekstrim. Selain itu, penyakit ini sering dikaitkan dengan masalah metabolisme lain seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan penyakit ginjal, yang semakin memperumit kesehatan secara keseluruhan.
Pola makan bersih dan aktivitas fisik bekerja sama melawan timbulnya perlemakan hati
Menjaga berat badan yang sehat dapat mencegah perkembangan perlemakan hati. Kegemukan menyebabkan penumpukan lemak berlebih di hati. Biasa latihan dipadukan dengan a pola makan yang sehat mengontrol berat badan Anda dan membantu mencegah penumpukan lemak berlebih di hati.
Melakukan olahraga teratur membantu membakar lemak berlebih, meningkatkan sensitivitas insulin, yang merupakan dua kondisi utama untuk mencegah perlemakan hati. Setidaknya 150 menit olahraga sedang harus dipastikan.
Makanan olahan, tambahan gula, dan lemak tidak sehat menyebabkan penumpukan lemak di dalam hati. Pola makan yang seimbang, terdiri dari lemak sehat, makanan nabati, bertindak sebagai stimulus untuk berfungsinya hati.
Membatasi atau menghindari alkohol mengurangi beban hati yang berfungsi optimal. Meskipun peminum alkohol dalam jumlah sedang perlu berhati-hati, konsumsi alkohol secara teratur dapat secara progresif menyebabkan penumpukan lemak dan kerusakan hati seiring berjalannya waktu.
Air mendukung detoksifikasi dan metabolisme lemak di hati. Hidrasi yang tepat meningkatkan pencernaan; oleh karena itu ia meningkatkan fungsi hati secara umum yang membuat perbedaan dalam pencegahan penumpukan lemak beracun di sel-sel hati.
Serat tinggi, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, memungkinkan pencernaan lebih baik dan mengurangi masukan lemak ke hati. Dengan adanya serat yang tinggi, gula darah dan kolesterol diatur yang secara tidak langsung menurunkan risiko berkembangnya penumpukan lemak di sel hati.
Beberapa penyakit kronis meningkatkan risiko perlemakan hati
Beberapa penyakit kronis secara signifikan meningkatkan risiko terkena penyakit hati berlemak. Salah satu faktor risiko utama adalah diabetes tipe 2, yang berhubungan erat dengan resistensi insulin. Resistensi insulin meningkatkan penumpukan lemak di hati, yang menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD). Obesitas adalah penyebab utama lainnya, karena kelebihan lemak tubuh, terutama di sekitar perut, terkait dengan penumpukan lemak di sel hati.
Orang dengan sindrom metabolik—sekelompok kondisi termasuk tekanan darah tinggi, peningkatan gula darah, kadar kolesterol abnormal, dan lemak perut—beresiko lebih tinggi terkena perlemakan hati. Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan dislipidemia (kadar kolesterol tidak normal) berkontribusi terhadap penumpukan lemak dan peradangan hati.
Mengapa penyakit hati berlemak non-alkohol meningkat di kalangan remaja
Sindrom ovarium polikistik (PCOS), sleep apnea, dan hipotiroidisme, juga dikaitkan dengan risiko perlemakan hati.
Pemeriksaan kesehatan rutin dan tes fungsi hati, dapat memberikan tanda dan gejala awal penyakit sebelum berkembang menjadi kasus yang parah. Diagnosis dini memungkinkan perubahan gaya hidup dan intervensi tepat waktu untuk mencegah perkembangan penyakit.