Friday, October 18, 2024
HomeNationalTokoh Sepuhnya Wafat, Ini Sejarah PMII dari Masa ke Masa |Republika Online

Tokoh Sepuhnya Wafat, Ini Sejarah PMII dari Masa ke Masa |Republika Online


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kabar duka datang dari Nahdlatul Ulama (NU). Salah seorang sepuhnya, KH Chalid Mawardi, meninggal dunia pada Jumat (26/7/2024) dalam usia 87 tahun. Almarhum dikenang antara lain sebagai pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Dikirim dari situs pmiikomfastsejarah mencatat, ide dasar berdirinya PMII bermula dari adanya keinginan yang kuat para mahasiswa nahdliyin untuk membentuk suatu wadah organisasi. Di dalamnya, kaum muda yang berideologi ahlussunnah wal jamaah (aswaja) dapat berkumpul.

Sebelum PMII sebenarnya sudah ada beberapa organisasi mahasiswa Nahdliyin, namun masih bersifat lokal. Di antaranya adalah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang berdiri pada Desember 1955 di Jakarta. Kemudian, di Surakarta ada Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) yang juga terbentuk pada tahun yang sama. Di Bandung, terdapat Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU).

Adanya berbegai macam-macam organisasi kemahasiswaan yang berafiliasi pada NU ternyata tidak mampu membendung hasrat untuk berdirinya organisasi mahasiswa Nahdliyin secara nasional. Itu terbukti dalam Konferensi Besar Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) pada 14-17 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Hadirin bersepakat perlunya membentuk organisasi kemahasiswaan Nahdliyin.

Kemudian, sponsor panitia dibentuk untuk mempersiapkan berdirinya organisasi mahasiswa Nahdliyin. Mereka terdiri dari 13 orang mahasiswa NU dari berbagai daerah. Pertemuan selanjutnya diadakan dengan tajuk Musyawarah Mahasiswa NU pada tanggal 14-16 April 1960 di Gedung Madrasah Muallimin NU (Gedung Yayasan Khadijah) Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur.

Hasil musyawarah tersebut diumumkan di Balai Pemuda pada tanggal 17 April 1960 atau 21 Syawal 1379 Hijriyah. Mulai saat itulah, PMII berdiri.

Sebanyak 13 mahasiswa NU yang mengisi panitia sponsor itu untuk selanjutnya dikenang sebagai para pendiri PMII. Mereka terdiri atas nama-nama berikut.

  • Chalid Mawardi (Jakarta)
  • M Said Budairy (Jakarta)
  • M Sobich Ubaid (Jakarta)
  • Makmun Syukri (Bandung)
  • Hilman Badrudinsyah (Bandung)
  • H Ismail Makky (Yogyakarta)
  • Moensif Nachrowi (Yogyakarta)
  • Nuril Huda Suaiby (Surakarta)
  • Laily Mansur (Surakarta)
  • Abdul Wahab Jaelani (Semarang)
  • Hisbullah Huda (Surabaya)
  • M Chalid Narbuko (Malang)
  • Ahmad Husein (Makasar)

Sejak terbentuk pada tahun 1960 hingga kini, PMII telah memimpin banyak tokoh muda. Berikut ini daftar ketua umum pergerakan tersebut.

  • Mahbub Djunaidi (1960-1967)
  • M. Zamroni (1967-1973)
  • Abduh Paddare (1973-1977)
  • Ahmad Bagja (1977-1981)
  • Muhyiddin Arusbusman (1981-1985)
  • Suryadharma Ali (1985-1988)
  • M. Iqbal Assegaf (1988-1991)
  • Ali Masykur Musa (1991-1994)
  • Seorang Muhaimin Iskandar (1994-1997)
  • Syaiful Bahri Anshori (1997-2000)
  • Nusron Wahid (2000-2003)
  • Seorang Malik Haramain (2003-2005)
  • Hery Hariyanto Azumi (2005-2008)
  • M. Rodli Kaelani (2008-20011)
  • Addin Jauharudin (2011-2014)
  • Aminuddin Ma’ruf (2014-2017)
  • Agus Mulyono Herlambang (2017-2020)
  • M Abdullah Syukri (2020-sekarang)

Memang, lahirnya PMII tidak mungkin terlepas darinya jam’iyyah NU. Sejak tahun 1960, pergerakan ini ditetapkan sebagai salah satu badan otonom (banom) NU.

Namun, kemudian sejak tahun 1972 PMII menyatakan dirinya sebagai organisasi independen sehingga tidak berafiliasi dengan organisasi manapun. Deklarasi Kemerdekaan PMII dicetuskan pada tanggal 14 Juli 1972 di Murnajati Lawang, Malang, Jawa Timur.

“Deklarasi Murnajati” lalu dipertegas bertahun-tahun kemudian. Pada Kongres X tanggal 27 Oktober 1991 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, dideklarasikan posisi “Interdependensi PMII-NU.”

Selanjutnya pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PB PMII tanggal 24 Desember 1991 di Cimacan, Jawa Barat, terbit “Impelementasi Interdependensi PMII-NU.” Isinya merupakan kristalisasi dari tujuan pergerakan, sebagaimana tercantum dalam AD/ART yaitu “Terbentuknya pribadi Muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya, dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.”





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments