Friday, September 20, 2024
HomeTop NewsTop! BI Luncurkan 16 Seri Sejarah Ekonomi RI

Top! BI Luncurkan 16 Seri Sejarah Ekonomi RI



Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam rangka memperingati ulang tahun Bank Indonesia (BI) ke-70 dan sebagai kontribusi memperkaya khazanah sejarah, BI mengadakan seminar sejarah nasional bertemakan “Peran Bank Indonesia di Daerah: Dulu dan Kini” di Museum Bank Indonesia pada Rabu (26/7/2023).

Seminar tersebut juga dibarengi oleh peluncuran buku terbaru dari serial sejarah dan heritage berjudul Menangkap Peluang di Tanah Wenang: Perkembangan Sosial-Ekonomi dan Bank Indonesia di Sulawesi Utara. 

Buku tersebut juga penutup dari rangkaian seri buku sejarah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia Institute. Sebelumnya, Bank Indonesia Institute telah menerbitkan 16 buku sejarah tentang eksistensi 16 kantor cabang BI dalam dinamika perkembangan ekonomi negara.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyebut penerbitan buku itu dapat memperkaya referensi pengetahuan tentang sejarah ekonomi dalam konteks lokal atau kedaerahan, sehingga dapat terlihat keunikan setiap daerah.

Lebih lanjut, Destry juga berpesan bangsa Indonesia seharusnya bisa belajar banyak dari sejarah sebagai penuntun kehidupan agar tidak mengulangi kesalahan di masa silam.

“Jangan pernah lelah mengenal masa lalu untuk bisa menjadi bangsa yang lebih baik dengan mendasari apa yang telah terjadi sebelumnya,” tutur Desty.

Meski edisi buku tentang Kantor Perwakilan BI di Sulawesi Utara itu merupakan rangkaian terakhir dan penutup, Destry menyebut BI berkeinginan membuat buku-buku lain dari perwakilan BI di seluruh daerah yang memiliki nilai sejarah. Oleh karena itu, Destry meminta kontribusi para sejarawan untuk membantu BI dalam mewujudkan mimpi menghadirkan serial buku sejarah lain. 

Sebagai catatan, eksistensi BI sebagai bank sentral di Indonesia dapat ditarik mundur sejak masa kolonial tepatnya tahun 1820. Saat itu bank sentral dinamai De Javasche Bank (DJB) oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sejak berdiri, DJB banyak mendirikan cabang di Hindia Belanda, dari mulai di Batavia, Semarang, Bandung, Makassar, dan beberapa kota lain. Atas dasar inilah, pihak BI punya alasan kuat ingin mengumpulkan pesan-pesan dari masa lalu lewat serial buku terbaru.

Acara kali ini juga mengundang para pembicara ahli, antara lain Kepala BI Institute Yoga Affandi, Gubernur BI 2003-2008 Burhanuddin Abdullah, Dosen FEB Universitas Jember Adhitya Wardhono, dan Professor Asian History dari Australian National University Prof. Pierre van der Eng. Selain itu, dihadiri juga oleh para sejarawan dari universitas, lembaga penelitian dan media. 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Mau Lebaran, Masyarakat Serbu Layanan Tukar Uang Baru BI


(mfa)




Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments