Tuesday, October 22, 2024
HomeSains dan LingkunganUI-Grab adakan penelitian keamanan soal ojek bold

UI-Grab adakan penelitian keamanan soal ojek bold



Jakarta (ANTARA) – Psikologi Universitas Indonesia (UI) mengadakan penelitian tentang ojek dalam jaringan (daring) yang bertujuan meningkatkan standar keamanan roda transportasi dua tersebut.

Penelitian bertajuk “Gambaran Kekerasan Seksual dan Faktor-Faktor Risiko yang Berpotensi Menimbulkan Tindakan Pelecehan Dan/Atau Kekerasan Non-Seksual Maupun Seksual Pada Pemberi Jasa (Mitra) Aplikasi Transportasi Dalam Jaringan (Daring)” dari Fakultas Psikologi UI tersebut akan berlangsung selama enam bulan dan melibatkan ribuan pengemudi ojek yang berani di lima kota di Indonesia. UI dimulai dengan platform naik kendaraan (berbagi tumpangan) Grab untuk penelitian tentang ojek berani tersebut.

“Kerja sama ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup penelitian, pendidikan, serta pengabdian masyarakat,” kata Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dr. Bagus Takwin, M.Hum, Psikolog, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Baca juga: IDE Survei: 68 persen ojek berani bekerja hingga 16 Jam per hari

Bagus mengatakan mereka mendukung upaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman baik bagi konsumen, masyarakat maupun mitra ojek bold.

“Semoga kolaborasi ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi seluruh pengguna layanan transportasi on line,” kata Bagus.

Kolaborasi antara dunia akademik dengan industri tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama penelitian antara kedua belah pihak di Kampus UI Depok, Jawa Barat. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap standar proses baru rekrutmen mitra ojek Daring dan meningkatkan standar keamanan ojek Daring.

Baca juga: Ditjen Hubdat menekankan aspek keselamatan bagi mitra ojek bold

Direktur Kepercayaan dan Keamanan dan GrabSupport Grab Indonesia Radhi Juniantino mengatakan penelitian bersama Fakultas Psikologi UI itu diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang faktor psikologis yang dapat memicu pemahaman, baik seksual maupun nonseksual, oleh pengemudi ojek yang berani sehingga perusahaan dapat melakukan pencegahan yang efektif.

Radhi juga menegaskan mereka menerapkan prinsip tanpa toleransi (tidak menoleransi) untuk segala bentuk terbuka dan kekerasan.

Baca juga: Aplikator ojek online usulkan mempunyai wadah seperti Organda

Pewarta : Natisha Andarningtyas
Redaktur : Siti Zulaikha
Hak Cipta © ANTARA 2024



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments