Jumlah penduduk miskin di Ibu Kota bertambah 3.750 orang menjadi 502,04 ribu orang per Maret 2022 dibandingkan angka pada September 2021 atau jumlah tersebut mencapai 4,69 persen dari total penduduk DKI Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (CELIOS) merilis
laporan terbaru berjudul “Laporan Ketimpangan Ekonomi di Indonesia 2024: Pesawat Jet untuk Si Kaya, Sepeda untuk Si Miskin”. Laporan ini mengungkap gambaran ekonomi yang semakin meluas di Indonesia, dengan fokus pada peran korporasi besar yang semakin membuka situasi.
Temuan utama laporan ini menunjukkan bahwa kekayaan 50 triliuner teratas di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang di Indonesia. Total kekayaan ini pun setara dengan 2,45 persen APBN 2024 dan 4,11 persen dari Target Penerimaan Pajak 2024.
Terlebih lagi, jika masing-masing dari lima orang terkaya membelanjakan Rp 2 miliar setiap hari, mereka akan membutuhkan waktu 630 tahun untuk menghabiskan seluruh kekayaan gabungan mereka.
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan laporan ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin tidak terdistribusi secara merata. Sejak tahun 2020, kekayaan tiga orang terkaya telah meningkat lebih dari tiga kali lipat, sementara pertumbuhan upah pekerja hanya sebesar 15 persen.
“Ini adalah cerminan ketimpangan yang semakin menghambat mobilitas sosial,” katanya.
Laporan ini juga mengungkap ironi bahwa triliuner Indonesia yang meraup kekayaan dari bisnis di tanah air justru memilih tinggal di Singapura untuk menikmati kebijakan pajak yang lebih menguntungkan. Sementara itu, masyarakat kelas bawah berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan banyak di antaranya terjebak dalam siklus hutang berbunga tinggi.
Direktur Keadilan Fiskal CELIOS, Media Wahyudi Askar menambahkan pemerintah perlu
mengambil langkah tegas untuk mengatasi ketimangan ini.
“Kebijakan mengucurkan pajak dan insentif fiskal yang ada saat ini justru cenderung menguntungkan perusahaan besar dan orang-orang kaya, sementara masyarakat kelas menengah ke bawah terpaksa patuh membayar pajak,” katanya.
Laporan ini menyoroti pentingnya kebijakan reformasi untuk menciptakan distribusi
kekayaan yang lebih adil. CELIOS mendukung penerapan pajak kekayaan progresif, penguatan kebijakan anti-monopoli, dan peningkatan akses kredit bagi usaha kecil dan menengah sebagai langkah awal menuju ekonomi yang lebih berkeadilan.
Seberapa besar pajak orang kaya…..? (baca di halaman selanjutnya)