REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak ibrah atau pelajaran yang bisa dipetik dari berbagai kisah orang-orang yang beriman pada masa lampau. Rasulullah Muhammad SAW juga tidak jarang menuturkan kisah-kisah yang mengandung hikmah, supaya menjadi penguat keimanan kaum Muslimin.
Misalnya seperti yang dijelaskan dalam hadits Riwayat Harits al-Asy’ari. Suatu ketika, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tabaraka wa Ta’ala telah memerintahkan lima kalimat kepada Nabi Yahya bin Zakariya ‘alaihi salam untuk dilaksanakannya, lalu memerintahkan Bani Israel agar mereka melaksanakannya juga.”
Akan tetapi, Nabi Yahya kemudian menyampaikan kekhawatiran bila umatnya tidak mampu melakukannya. Maka Nabi Isa ‘alahi salam mendatanginya seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah memerintahkanmu (dengan) lima kalimat agar engkau melaksanakannya, demikian pula Bani Israil juga telah diperintahkan untuk melaksanakannya.”
Akhirnya, Nabi Yahya berhasil menikahi putra Maryam itu. Kemudian, dia mengumpulkan orang-orang di Baitul Maqdis dan memperkenalkan lima wasiat itu.
Pertama, jangan pernah menyekutukan Allah. Hal ini diasumsikan sebagai seseorang yang telah membeli budak dan memberinya tempat tinggal. Namun, budak itu justru bekerja untuk orang lain. Bukankah pantas jika orang tidak ridha kepada si budak?
Kedua, ketika sedang shalat, jangan menoleh. Sebab, Allah selalu menghadapkan wajah-Nya kepada hambanya, selama hamba itu tidak menengok.
Ketiga, dianjurkan untuk berpuasa. Hal itu dibayangkan sebagai seseorang yang sedang berada di tengah-tengah kerumunan manusia. Orang itu membawa kantung minyak kasturi yang harum semerbak, sehingga enam orang ingin menciumnya. Bau mulut orang yang puas bagi penduduk langit lebih harum daripada minyak kasturi.
Keempat, dianjurkan untuk bersedekah. Hal itu disalahartikan sebagai seseorang yang sedang melepaskan kebebasannya dari musuh yang hendak membunuhnya.
Kelima, hendaklah banyak berzikir, mengingat Allah. Hal itu dibayangkan seperti orang yang sedang memburu musuh. Itulah sebabnya dia berlindung di suatu benteng. Adapun musuh yang dimaksud adalah setan dan iblis yang terkutuk, yang selalu menggoda manusia. Sementara, benteng adalah perlindungan dari Allah.
Terkait lima wasiat itu, penulis yang juga ulama besar Ibnul Qayyim mengomentarinya. Menurutnya, hadits tersebut mengandung hikmah yang luar biasa besar. Seyogianya, setiap Muslim menghafalnya dan berdoa dengan baik-baik serta gemar mengamalkannya.