Beijing (ANTARA) – “Saya melihat lautan yang luas saat menaiki kapal ini, dan saya tersadar bahwa kita semua adalah sesama penumpang di kapal yang sama,” ujar Presiden Tiongkok Xi Jinping saat berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) CEO Kerja Sama Ekonomi Asia -Pasifik (Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik/APEC) 2018 yang diselenggarakan dengan suasana berbeda, yaitu di atas pelayaran raksasa Pacific Explorer di Port Moresby, Papua Nugini.
“Ketika kita mengarungi lautan ekonomi global yang berombak dan menghadapi berbagai risiko maupun tantangan, sudah sepantasnya kita bersatu di kapal ini untuk memetakan arah pembangunan dan kerja sama di masa depan,” kata Xi.
APEC telah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari friksi perdagangan hingga ketegangan geopolitik.
Dengan latar belakang tersebut, Xi secara konsisten memperjuangkan multilateralisme sejati serta memperingatkan agar tidak terjadi antagonisme dan konfrontasi. “Asia-Pasifik bukanlah halaman belakang siapa pun dan tidak boleh menjadi arena adu kekuatan besar,” tegas Xi dalam pertemuan APEC di Bangkok pada tahun 2022.
Dalam Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-30 yang diadakan di San Francisco tahun lalu, Xi mengajukan sebuah pertanyaan kritis: “Ke mana arah kerja sama Asia-Pasifik dalam 30 tahun ke depan?” Dan dia telah memberikan jawaban melalui wawasan Tiongkok, yakni membangun komunitas Asia-Pasifik dengan masa depan bersama.
“Komunitas” selalu menjadi kata kunci kebijakan luar negeri Xi. Dalam debutnya di APEC pada tahun 2013, Xi mendesak perekonomian-perekonomian anggota APEC untuk memperkuat “rasa kebersamaan akan nasib bersama.”
Lima tahun kemudian di Port Moresby, Xi menganjurkan untuk bersama-sama membangun “komunitas dengan masa depan bersama di Asia-Pasifik” guna mengatasi berbagai tantangan bersama.
Pada tahun 2020, di saat dunia bergulat dengan pandemi dan dampak ekonominya, Xi, ketika menghadiri pertemuan tahunan APEC melalui tautan video, menguraikan visinya untuk membangun komunitas Asia-Pasifik dengan masa depan bersama yang bercirikan keterbukaan dan inklusivitas, pertumbuhan yang pergerakan oleh inovasi, konektivitas yang lebih besar, dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Dalam pertemuan 2020, para anggota APEC mengadopsi Visi Putrajaya 2040 sebagai kerangka panduan kerja untuk pekerjaan di masa depan, yang mendorong penciptaan komunitas Asia-Pasifik yang terbuka, dinamis, tangguh, dan damai.
Saat Xi siap bergabung dengan para pemimpin Asia-Pasifik lainnya dalam diskusi yang mengusung tema “Memberdayakan. Termasuk. Tumbuh“, kalangan pengamat menaruh harapan mereka terhadap pertemuan mendatang di Lima.
“Peran APEC dalam memfasilitasi dialog antara para pemimpin politik dan ekonomi menjadi semakin krusial di tengah meningkatnya proteksionisme dan pengecualian ekonomi (economic decoupling),” ujar Hans Hendrischke, profesor bisnis dan manajemen China di Fakultas Bisnis Universitas Sydney.
Tiongkok selalu aktif dalam mendorong perekonomian negara berkembang dan negara berkembang di kawasan Asia Pasifik untuk mewujudkan pembangunan yang lebih efisien, ujar Dora Isabel Gonzalez, peneliti di Fakultas Studi Tinggi Universitas Otonomi Nasional Meksiko di Acatlan.
“Saya yakin kunjungan Presiden Xi ke Peru akan sangat mendorong kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi serta pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik dan bahkan di seluruh dunia,” ujar Gonzalez.
Pewarta: Xinhua
Redaktur: Junaydi Suswanto
Hak Cipta © ANTARA 2024