Saturday, July 27, 2024
HomeInternationalPemogokan karena membayar lumpuhkan transportasi di ibu kota Tunisia

Pemogokan karena membayar lumpuhkan transportasi di ibu kota Tunisia



Pemogokan karena membayar lumpuhkan transportasi di ibu kota Tunisia

Tunis (ANTARA) – Lalu lintas lintas metro dan bus di ibu kota Tunisia terhenti pada Senin setelah pegawai pegawai perusahaan transportasi milik negara mengadakan pemogokan akibat tertundanya pembayaran upah dan bonus.

Pemogokan tersebut menunjukkan masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan umum di taman kebangkrutan saat pemerintahan Presiden Kais Saeid mengalami krisis keuangan yang terburuk.

“Serikat pekerja sedang memprotes tertunda dalam pembayaran upah dan bonus,” kata juru bicara perusahaan Hayat Chamtouri.

“Situasi keuangan perusahaan sangat sulit,” lanjutnya.

Pemogokan transportasi menjadi aksi unjuk kekuatan oleh serikat pekerja UGTT, yang telah bertekad untuk melancarkan pemberontakan.

Serikat tersebut, yang memiliki satu juta anggota, telah menyetujui pemogokan dua hari oleh pekerja transportasi udara, darat, dan laut pada 25-26 Januari untuk memprotes langkah yang mereka katakan sebagai “marginalisasi pemerintah terhadap perusahaan umum.”

Pemogokan tersebut memicu amarah ribuan warga kesulitan mendapat layanan transportasi di ibu kota.

“Hari ini, kami tidak bisa mendapatkan susu, minyak, gula, atau kopi. Ditambah lagi, sekarang kami tidak menemukan bis yang mengangkut kami ke tempat kerja,” ujar Neija, seorang wanita yang sedang menunggu di halte bus.

“Tunisia sudah menjadi neraka tak tertahan,” lanjutnya.

Di daerah miskin Intilaka, orang-orang kesulitan menemukan jalan untuk memprotes pemogokan tersebut.

Tunisia mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman senilai 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp29,58 triliun) dari Dana Moneter Internasional (IMF) dengan ketidakseimbangan pembaruan yang tidak populer.

Pembaruan tersebut termasuk penarikan pengeluaran, restrukturisasi perusahaan umum, dan pengurangan subsidi energi dan makanan.

Menteri Ekonomi Samir Saeed mengatakan pada Desember bahwa Tunisia akan menghadapi tahun yang sulit dengan tingkat inflasi yang melebihi 10 persen.

Pemogokan tersebut akan menekan pemerintahan Presiden Saied, yang mengalami peningkatan penentangan 17 bulan setelah merebut kekuatan eksekutif dengan sebuah aksi yang lawannya gambarkan sebagai kudeta.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS desak Tunisia perluas partisipasi politik

Baca juga: Dubes RI usulkan penaamaan jalan Sukarno di Kota Tunis

Harga kebutuhan naik, pameran dekorasi di Tunisia lesu



Penerjemah: Fadhli Ruhman
Editor: Tia Mutiasari
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments