Home Top News Tips Maksimalisasi Profit dari Model yang Raup Rp1 Miliar Per Bulan di OnlyFans

Tips Maksimalisasi Profit dari Model yang Raup Rp1 Miliar Per Bulan di OnlyFans

0
Tips Maksimalisasi Profit dari Model yang Raup Rp1 Miliar Per Bulan di OnlyFans

[ad_1]

Selama ini, perempuan yang bekerja di dunia profesional memandang manusia rendahan. Tak jarang mereka dihina berotak dangkal karena “cuma” bisa memakai tubuh dan kecantikannya untuk meraup pundi-pundi uang. Bintang porno dan model dewasa juga mendapat perlakuan yang sama, meski nasib mereka mungkin lebih beruntung karena punya dasar penggemarnya sendiri. Namun, harus diakui menjalani profesi ini sebenarnya tidak membebani orang yang kira-kira. Dibutuhkan berbagai hal, termasuk kreativitas dan pembawaan menarik, untuk melayani nafsu pelanggan.

Belakangan ini, industri hiburan dewasa menawarkan peluang besar bagi para pelakunya untuk berkreasi secara mandiri. Kemunculan platform semacam itu OnlyFans menjadi sarana tepat mewujudkannya. Mereka bebas menciptakan konten sesuka hati, jadi bos untuk diri sendiri, dan menikmati keuntungan yang diperoleh seutuhnya.

Model muda asal Jerman, Bonny Lang, bisa menghasilkan hingga €70.000 (Rp1,1 miliar) per bulan berkat konten erotisnya. Dia bekerja 4-8 jam sehari untuk mempersiapkan foto, rekaman audio maupun video yang diminta pelanggan.

Kepada VICE, Bonny menceritakan susah senangnya menjadi model OnlyFans, serta menghadapi para pelanggan yang menyebalkan.

VICE: Hai, Bonny. Menurutmu, kamu masih termasuk pekerja seks atau bukan?

Bonny Lang: Kayaknya sih, iya. Kira-kira 10 persen pelanggan menggunakan layanan saya bukan untuk minta foto seksi. Mereka justru menginginkan saya menilai foto penisnya. Setelah itu, kami lanjut sexting, tapi saya yang mengarahkan mereka untuk beronani.

Berapa tarif yang Anda pasang?

Saya memasang tarif standar 2.500-3.000 Euro (Rp41-49 juta) untuk jenis konten yang sama, tergantung tingkatannya. Pelanggan harus membayar lebih jika mau konten eksklusif.

Pelanggan baru bisa meminta konten eksklusif kenal setelah cukup baik denganku, atau setelah mendapat kepercayaanku. Tujuannya untuk menghindari konten saya dijual kembali.

Untuk memastikan konten tidak tersebar ke situs lain, saya bekerja sama dengan perusahaan yang akan membantu saya menghapus postingannya.

Saya biasanya dapat bayaran tinggi dari pelanggan yang minta dibikinkan video berdurasi panjang, sekitar 2,5 hingga lima menit. Video-video ini dibuat khusus untuk mereka. Permintaannya bermacam-macam, dari meningalkan pakaian hingga memainkan es batu. Saya memasang tarif tiga digit untuk video rekaman saya memijat badan. Terkadang saya meminta pembayaran empat digit ke pelanggan, tetapi saya tidak akan mengungkapkan jenis konten yang mereka minta di sini.

Menurutmu, apa bedanya OnlyFans dan industri pornografi pada umumnya?

Saya bekerja untuk diri sendiri, dan saya tidak merekam diri sedang berhubungan intim. Saya bisa mengatur batasan pribadi, harga, dan tugas yang harus saya kerjakan setiap hari. Saya juga yang menentukan jenis-jenis pelanggan. Mereka bisa memakai jasaku kapan pun mereka mau, tidak seperti para pelaku industri pornografi tradisional yang sulit dijangkau orang biasa.

pernahkah kamu dilecehkan oleh pelanggan?

Sebagai model dewasa, saya memiliki pemahaman yang berbeda tentang perubahan. Saya sadar pelanggan akan mengeluarkan kata-kata kasar dan jorok, jadi saya sudah mengantisipasinya. Kalau ada yang memberi komentar kotor, saya akan menanggapi mereka dengan baik karena siapa tahu mereka bisa jadi pelangganku suatu saat nanti. Kalau dilihat secara umum, banyak yang membenci saya di TikTok. Mereka menghina saya dengan sebutan-sebutan seperti perek, perempuan bodoh dan rendahan. Saya cuma bisa memakluminya karena sikap negatif ini sudah menjadi bagian dari profesi saya.

Pernah nggak kamu ilfil dengan tingkah laku pelanggan?

Seseorang pernah menyuruh saya bikin rekaman suara menghina pacarnya. Dia bahkan membeli pakaian di bekasku untuk dihadiahkan ke pacar. permintaan terakhir ini sudah kelewatan.

Ada juga permintaan aneh yang melibatkan tinja, atau mereka minta jari tangan dan kuku. Saya gak akan mau menurutinya. Saya paham setiap orang punya fetish masing-masing. Saya akan mempertimbangkannya bila masih dalam batas wajar.

Reaksi sering Anda harus menagih manis pada pelanggan?

Kadang-kadang. Saya berusaha keras menjaga sikap kepada 20 persen pelanggan. Misalnya, kalau pelanggan suka pakai bahasa kasar, saya harus berakting untuk dinikmati. Padahal, saya tidak suka direndahkan begitu dalam kehidupan pribadi.

Seperti apa tipe pelanggan yang kamu layani?

Macam-macam. Ada laki-laki yang tidak punya hubungan intim di kehidupan pribadi, ada juga yang pemalu mendekati perempuan. Saya, sih, tak pernah merasa kasihan kepada mereka. Saya cukup memberikan apa yang mereka mau.

Kira-kira apa pendapatmu yang masih remaja kalau tahu profesimu sekarang?

Saya rasa dia akan terkesan melihat semua pelecehanku. Saya punya perusahaan sendiri, mempekerjakan orang lain, dan tinggal di apartemen bagus. Tapi sepertinya saya tidak akan mengerti ini jika saya masih 10 tahun. Diriku yang berusia 13 tahun mungkin akan skeptis dan khawatir saya salah langkah.

Artikel ini pertama kali tayang diVICE Jerman.

[ad_2]

Source link

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here